Sayyid Hasan Nasrullah Tuturkan Kisah-Kisah
Menakjubkan Dalam Perang Lawan Israel
Beberapa Kisah Pertempuran dan Pertolongan Allah dari Ayt. Misbah Yazdi
yang disampaikan langsung oleh Sayyid Hasan Nasrullah
Banyak cerita
yang terjadi di zaman permulaan munculnya Islam. Kejadian yang menunjukkan
mukjizat ilahi. Mengenai perang Badr, Ayat al-Quran turun “Sungguh Allah telah
menolong kamu dalam peperangan Badr , padahal kamu adalah ( ketika itu )
orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu
mensyukuri-Nya (3:123).” Dan ayat “( Ingatlah ), ketika kamu memohon
pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku
akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang
berturut- turut)” (8:9). Bagaimana al-Quran dengan kewibawaannya menceritakan
turunnya para malaikat. Namun, menurut pemahaman saya yang dangkal ini, cerita
yang terjadi dalam perang 33 hari lebih agung dan besar. Sebagian cerita ini
saya sempat mendengarkannya lewat orang lain ketika beliau datang ke Iran dan
akhirnya mendengar langsung dari Sayyid Hasan Nasrullah. Buat saya, mempercayai
cerita-cerita ini sangat sulit.
1. Cerita
pertama ini pernah saya dengar di Iran lewat orang lain yang disampaikan ketika
Sayyid Hasan Nasrullah ke Iran. Ceritanya tentang debat atau wawancara yang
dilakukan dengan seorang tentara atau komandan yang disiarkan oleh tv Israel.
Ini sebuah dialog yang hakikatnya merendahkan mereka sendiri, tapi tidak
dipahami ke sana. Komandan pasukan ini meyakini bahwa musuh yang dihadapinya,
Hizbulah, adalah orang-orang yang percaya akan khurafat dan takhayul. Ketika
kami mendekati pasukan Hizbullah dan menguasai keadaan dan dengan maksud
menghancurkan mereka, tiba-tiba muncul beberapa orang dengan berpakaian putih
menuju ke arah kami sambil membawa pedang. Orang-orang seperti inilah yang
menghadapi kami dengan segala peralatan modern. Dengan gaya melecehkan mereka,
kami menembak ke arah mereka.
Namun, yang
terjadi adalah setiap tembakan kami tidak menyentuh mereka. Ada yang datang
mendekat dan memotong tangan saya. Tangannya terpotong tinggal sikut dan itu
ditunjukkan ke televisi sambil berkata bahwa tangan saya dipotong dengan
senjata pedang. Mereka yang melakukan ini adalah orang-orang yang berpakaian
putih-putih. Lihatlah, bagaimana Allah dengan kekuasaannya membuat hal ini
disiarkan di televisi Israel.
2. Cerita ini
disampaikan langsung oleh Sayyid Hasan Nasrullah. Dan menurut saya, cerita ini
sangat penting. Beliau sendiri berkata bahwa selama perang 33 hari, pasukan
Hizbullah tidak melakukan apa-apa. Kami tidak berperang, semuanya adalah
bantuan Allah. Beliau kemudian menukilkan cerita bahwa salah seorang dari
komandan pasukannya, yang tidak diingat namanya, berada di sebuah kawasan yang
sangat sulit. Mereka bukanlah pasukan modern yang memiliki senjata dan amunisi
lengkap. Yang dimiliki hanyalah sebuah peluncur roket panggul atau maksimalnya
dibarengi dengan roket Katyusha. Dengan peralatan sederhana ini mereka
menyerang pasukan Israel.
Serangan yang
dilakukan hanya pada waktu siang hari dan bila diserang mereka tidak akan mampu
bertahan lama. Ketika itu, pasukan Israel bersiap menyerang pada malam hari.
Mereka telah menurunkan pasukannya berhadap-hadapan dengan front terdepan
Hizbullah. Usaha mereka adalah mengepung pasukan Hizbullah yang tidak memiliki
teropong malam. Karena tidak memiliki senjata penangkal udara dan alat untuk
melihat malam, maka tidak ada yang dapat dilakukan. Salah seorang dari komandan
Hizbullah sangat sedih melihat kondisi pasukannya, karena selain itu juga
amunisi telah habis. Dalam kondisi genting dan di tengah kegelapan malam,
akhirnya ia tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi bertemu dengan Sayyidah Zainab
anak Imam Ali bin Abi Thalib as.
Dalam pertemuan
itu ia menjelaskan keadaan yang sangat genting sambil tidak lupa agar meminta
agar ditolong karena bila kondisi ini terus berlangsung, maka semua anggotanya
bakal habis. Dalam mimpinya ia memaksa agar segera dibantu. Sayyidah Zainab
berkata bahwa jangan khawatir karena segalanya akan berjalan lancar. Namun,
karena terus didesak, akhirnya beliau menunjukkan kepada seorang wanita. Ia
mengatakan bahwa saya mengenalnya dan itu adalah Sayyidah Fathmah az-Zahra.
Setelah mendekat dan mengulang kembali permohonannya agar anggota pasukannya
ditolong karena tidak ada lagi yang dapat diandalkan. Sayyidah Zahra berkata
agar kami berdoa dan segalanya akan berjalan lancar.
Tapi saya masih
terus memaksa agar beliau melakukan satu hal yang dapat menyelamatkan mereka.
Hasilnya, beliau kemudian mengeluarkan sapu tangannya dan
menggerak-gerakkannya, setelah itu beliau berkata, “Pergilah! Segalanya telah
selesai”. Setelah diberi perintah demikian ia lalu terbangun. Ketika terbangun
ia melihat sebuah helikopter hancur berkeping-keping. Ia lalu bertanya kepada,
“Apa yang sedang terjadi? Setelah itu ia menuju pos tempat berkumpul anggota
pasukannya dan bertanya apa yang terjadi? Ada yang menjawab bahwa kami sedang
duduk-duduk, tiba-tiba saya bangkit untuk menembak. Ketika saya akan menembak,
tiba-tiba helikopter itu terbakar dan meledak. Masalahnya di sini, bukannya
helikopter yang hancur berkeping-keping, tapi pasukan Israel menjadi yakin
bahwa kami memiliki teropong untuk melihat malam dan memiliki senjata yang
dapat menembak mereka pada malam hari. Dengan perhatian yang diberikan oleh
Sayyidah Zahra as. bukan saja helikopter meledak, tapi mereka tidak lagi berani
menyerang karena percaya kami dapat melihat mereka pada malam hari dan memiliki
senjata yang dapat menembak mereka pada malam hari.
3. Cerita ini
juga disampaikan langsung oleh Sayyid Hasan Nasrullah. Di lini terdepan ada
pasukan yang sangat percaya diri dapat bertahan melawan serangan Israel. Sayyid
Hasan Nasrullah sempat memerintahkan mereka untuk mundur sebagai taktik karena
amunisi juga telah habis, bahkan bukan itu saja karena persediaan makanan juga
telah habis. Setelah kami perintahkan agar mundur, mereka bertanya apakah ini
sebuah perintah? Bila ini adalah perintah kami akan menaati dan akan mundur.
Namun, bila kami diberi izin, maka kami akan tinggal di sini. Kami masih ingin
bertahan dan melakukan perlawanan di sini. Sayyid Hasan Nasrullah menjawab,
“Terserah kalian”. Banyak dari mereka yang syahid dalam usahanya mempertahankan
kawasan itu. Israel menurunkan pasukan penerjunnya dan pasukannya di tempatkan
tepat di depan mereka yang dipisahkan oleh sungai. Israel sangat ingin
menguasai kawasan ini dan menjadikannya batas teritorialnya dengan Lebanon.
Pasukan
penerjun diturunkan di belakang pasukan Hizbullah dan di depannya pasukan
Israel yang terpisah oleh sungai. Mereka terjepit oleh dua pasukan. Kedua
pasukan Israel yang berusaha menjepit pasukan Hizbullah dan bersiap untuk
menghancurkan mereka. Dalam kondisi seperti ini, mereka masih berhasil
melakukan hubungan dengan pasukan Hizbullah lainnya untuk menyerang pasukan
yang tengah mengurungnya. Tapi jawaban yang diterima adalah kami juga telah
kehabisan amunisi. Namun, ketika itu mereka tidak mendengar dengan jelas bahwa
jawaban dari pasukan Hizbullah yang lain adalah kalian jangan terlalu
mengandalkan kami, karena kami juga telah kehabisan amunisi.
Ketidakmengertian
ini terjadi karena sandi yang dikirimkan tidak terbaca dengan baik. Tapi sesaat
kemudian, tepat di lokasi pasukan Israel terdengar suara-suara ledakan,
sepertinya mereka diserang dengan hebat dengan persenjataan artileri berat.
Setelah pasukan Israel kocar-kacir, mereka kemudian mengirim sandi kepada
pasukan lainnya bahwa apa serangan kalian tepat mengenai sasaran. Pasukan itu
malah bertanya kapan kami menyerang mereka? Kami tidak memiliki apa-apa
sehingga dapat menembak mereka. Yang dipahami oleh pasukan yang terjepit dari
sandi yang dikirim waktu itu adalah, “iya kami akan menyerang mereka, dan kami
melihat bahwa kalian menghujani mereka dengan hebat yang membuat mereka
melarikan diri”. Tidak ada yang tahu, serangan dan tembakan itu berasal dari
mana. Bagaimana sampai pasukan Israel takut dan melarikan diri kembali ke
pangkalannya tidak ada yang tahu. Yang terpenting adalah mereka tidak kembali
lagi ke kawasan itu. Kemenangan Hizbullah dalam perang 33 hari seperti
kemenangan yang seperti ini. [Saleh L]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih dan Tolong Komentari Demi Lebih Baiknya Blog Yang kami Buat.